Sunday, June 9, 2013

Belajar Menulis #3 Oleh-oleh dari Film Harry Potter

Weekend yang paling menyenangkan bagi saya adalah diam di rumah dan nonton film bareng Abi dan anak-anak. Kebetulan weekend kemarin kami habiskan dengan diam di rumah dan nonton bareng [film] Harry Potter.

Kebetulan lagi, setelah menonton film, Abi bertanya kepada kami semua, bagian mana dalam film yang paling berkesan. Abi juga meminta kami menyebutkan alasannya. Menurut si sulung, bagian yang paling menarik adalah ketika Albus Dumbledore meninggal. Saking berkesannya, ia ikut merasa sedih melihat Harry kembali harus kehilangan orang yang disayanginya, setelah kematian orangtuanya dan Sirius Black. Sementara itu, menurut si bungsu, bagian yang paling berkesan adalah ketika Voldemort membunuh James dan Lily Potter. Bagi saya sendiri, bagian yang paling berkesan adalah ketika Harry mengetahui bahwa Severus Snape ternyata berusaha melindungi dirinya dari Voldemort dan peristiwa terbunuhnya Dumbledore merupakan rekayasa yang dibuat oleh Dumbledore. Saya memilih bagian itu karena bagian itu benar-benar diluar dugaan saya sebagai penonton filmnya dan adanya unsur emosi yang terlibat (bahwa Severus jatuh cinta pada Lily Potter dan berusaha menunjukkan ketulusan cintanya dengan melindungi Harry) telah menambah daya tarik cerita yang barangkali juga tidak terpikirkan oleh kebanyakan penonton seperti saya.

Dari kebetulan yang kedua tadi, saya belajar tentang satu hal yang bersifat teknis untuk membuat cerita: bahwa tokoh abu-abu kadang diperlukan untuk menambah daya tarik cerita, dan peran dari tokoh ini sebaiknya dibuat 'tidak terang' (untuk membedakannya dengan gelap), hingga cerita menjelang berakhir. 

Entah apakah ini juga pelajaran penting untuk menulis cerita yang baik, tapi saya melihat adanya peningkatan suspens dari film pertama hingga film terakhir. Jika film pertama lebih bersifat perkenalan tentang siapa Harry, bagaimana ia mengawali hidupnya di Hogwarts, dan berkenalan dengan Voldemort, di film kedua mulai diperkenalkan tentang misteri dibalik You-Know-Who dan keterlibatannya dengan Hogwarts, sedangkan klimaks (menurut saya) mulai diperkenalkan di film ketiga ketika Harry ditinggal pamannya, Sirius Black, yang mati dibunuh Bellatrix dan Harry sendiri dikejar-kejar oleh Voldemort. Pembukaan klimaks ini ditambah dengan klimaks puncak ketika Harry kembali ditinggal oleh mentornya, Dumbledore, dan Harry harus mencari sisa Horcrux yang belum ditemukan agar ia bisa melemahkan Voldemort sebelum mereka bertemu.

Yang tidak kalah menarik dari film ini adalah bagaimana J.K. Rowlings menunjukkan melalui Harry tentang sikap-sikap positif tentang keberanian, keteguhan terhadap prinsip, kesetiaan dan persahabatan. Sayang, film itu juga diselingi adegan yang tidak layak ditonton anak-anak. Saya harus beberapa kali menjelaskan kepada anak-anak saya juga tentang perbedaan budaya dan inkompatibilitas budaya Barat dengan nafas Islam. 


http://harrypotter.wikia.com/wiki/File:Wizarding-world-of-harry-potter-logo.jpg




No comments:

Post a Comment