Wednesday, June 26, 2013

Belajar Menulis #4 Terapi Menulis

Dulu, waktu saya masih kuliah, saya pernah membaca buku tentang menulis sebagai terapi. Saya lupa siapa penulisnya, tapi yang jelas ia adalah seorang psikolog. Diterbitkan oleh Mizan, buku itu merupakan buku terjemahan dan di buku itu dijelaskan bagaimana menulis bisa menjadi terapi bagi jiwa. Saya sebenarnya tidak terlalu ngeh dengan maksud dari isi buku itu, karena saya dulu terbiasa memamah tulisan tanpa benar-benar paham apa maksudnya, lalu membiarkan diri saya menangkap maknanya lewat Aha! Moment. Sekarang, setelah punya blog dan mencoba membiasakan diri menulis saya baru pahami kebenaran isi buku itu.

Setelah kurang lebih tiga bulan ngeblog, saya merasakan sendiri bagaimana menulis menjadi terapi bagi jiwa. Dalam tulisan, saya bisa mengungkapkan kegembiraan, kesedihan, bahkan kegundahan. Dalam tulisan, saya juga bisa menyampaikan kesan yang saya miliki terhadap sesuatu, baik positif maupun negatif. Dalam tulisan, saya bisa mendapatkan kebebasan untuk mengekspresikan pendapat saya dan nilai-nilai yang saya pandang penting untuk dibagi. Karena itu, dalam tulisan, saya merasa memiliki kekuatan untuk berbagi. Bagi saya pribadi, kemampuan untuk berbagi kesan dan pelajaran dalam tulisan saya adalah salah satu sumber kekuatan dan kesehatan bagi jiwa.

Agar bisa menjadi terapi yang positif bagi jiwa, saya yakin menulis haruslah yang positif, bahkan sekalipun ingin menulis kesan pengalaman negatif, tetap saja harus diikat maknanya dalam sebuah pelajaran yang positif. Prinsipnya sederhana: seseorang tidak mungkin memiliki jiwa yang sehat ketika pada saat yang bersamaan ia sibuk mengumbar negativitas tanpa mampu menarik intisari yang terkandung di dalamnya. Karena itulah menulis menjadi sarana untuk mendisiplinkan diri menarik hikmah dari setiap kejadian. Dengan cara yang sama, seseorang akhirnya belajar untuk berdamai dengan dirinya sendiri lewat tulisan-tulisannya ... wallahu'alam.

foto: dokumentasi pribadi






1 comment:

  1. setuju sekali dengan artikelnya...menulis dapat menjadi sarana ekspresi jiwa dan berdamai dengan diri sendiri...dengan luka-luka masa lalu..
    penulispiritual.blogspot.com

    ReplyDelete