Tapi karena sudah lama tidak mengalami proses wawancara kerja, saya jadi bingung sendiri apa yang harus saya persiapkan. Akhirnya persiapan yang saya lakukan hanya satu saja: persiapan mental, apa pun hasilnya insyaAllah itu yang terbaik.
Di hari wawancara, supaya tidak terlambat saya sudah duduk manis menunggu giliran wawancara 1 jam sebelumnya. Wawancaranya sendiri tidak lama, tidak lebih dari 1 jam, tapi mungkin saya sendiri tidak siap dengan perkiraan pertanyaan yang biasanya ditanyakan saat wawancara, jawaban saya pun melebar ke kanan, ke kiri, memutar, meliuk tidak karuan. Hadeh ...
Saya sedih juga ketika wawancara berhenti di pertanyaan: apakah sudah punya pengalaman...? dan saya hanya bisa bilang, belum. Faktanya, saya memang belum punya pengalaman pada pekerjaan yang saya lamar. Saya jadi bertanya-tanya, jika setiap perusahaan hanya ingin merekruit pegawai yang sudah berpengalaman, di mana kesempatan bagi orang yang belum berpengalaman seperti saya.
Karena saya ingin agar cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi pembaca, saya mencoba merangkum pelajaran penting yang saya dapatkan dari sedikit pengalaman wawancara saya kemarin:
(1) kenali kekuatan dan kekurangan diri sendiri
(2) kenali profil perusahaan: sejarah, visi-misi, produk
(3) jika tidak punya pengalaman, tonjolkan aspek kekuatan diri sendiri untuk mengompensasikan ketiadaan pengalaman yang dimiliki. misal: self-motivated, fast learner, dst.
(4) jangan bicarakan masalah pribadi saat menyebutkan kekurangan diri sendiri, apalagi terkait pengalaman di tempat kerja sebelumnya
No comments:
Post a Comment